Jumat, 03 Agustus 2012

LAILATUL QADAR DAN CARA MEMPEROLEHNYA

LAILATUL QADAR DAN CARA MEMPEROLEHNYA
Begitu besarnya kasih yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Manusia sebagai salah satu hambanya dengan tabiat mereka yang sering jatuh bangun dalam lumpur dosa. Senantiasa dikasihi dengan diberikan kemudahan-kemudahan untuk mensucikan diri dari karat-karat dosa dan kemaksiatan. Tak bisa dibayangkan, sebesar apa, noda hitam kemaksiatan itu tergores dalam hati, apabila Allah tidak melimpahkan ampunan-Nya yang maha luas. Salah satu sifat pengampunan Allah ini, dia bentangkan satu paket madrasah Ramadhan yang di dalamnya Allah menjanjikan bagi siapa saja yang mensucikan diri, maka Allah akan memberikannya. Dalam satu hadis Rasulullah saw. mengatakan: "barang siapa beramal dalam bulan Ramadhan karena Allah, dengan kesabaran dalam mengharapkan pahalanya dan terampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari Muslim).

Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada hambanya melalui Ramadhan ini, sehingga wajar kalau Rasulullah mengekspresikan keutamaannya dengan perkataan "apabila umat ini tahu apa yang ada dalam Ramadhan (baca: rahmat, barakah) niscaya mereka akan mengharapkan hal itu selama satu tahun penuh." (HR. Tabrani).

Ada satu peristiwa besar yang merupakan satu kelebihan Ramadhan ini, yaitu peristiwa turunnya al-Qur'an. Al-Qur'an yang ada di antara kita ini diturunkan oleh Allah ke 'sama al-dunya' (baca: langit yang paling dekat dengan dunia) secara serentak pada malam 'lailatul qadar' di bulan Ramadhan untuk kemudian diturunkan ke Rasulullah secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Karena lailatul qadar inilah Rasul dalam banyak waktu senantiasa berusaha keras untuk mendapatkannya. Banyak penjelasan Rasul yang sampai ke kita, tentang keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling barakah di antara malam yang ada, di dalamnya Allah telah menjanjikan pada hambanya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungannya di hari akhir, akan melipat gandakan sampai 1000 bulan untuk amalan-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam ini. Janji ini secara langsung Allah katakan dalam al-Qur'an surat al-Qadr (satu surat penuh). Hal ini tentunya cukup bisa menunjukkan pada kita akan keutamaan malam lailatul qadar ini.

Sebagai hamba yang tak lepas dari lumpur dosa dan kemaksiatan, kita diminta untuk senantiasa membersihkan noda-noda tersebut dengan segala macam cara yang memungkinkan. Karena itulah, Ramadhan dengan lailatul-qadar-nya sebagai satu media yang bisa mengantarkan kita pada kesucian. Adalah sangat disunahkan bagi kita untuk berusaha memperolehnya dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan yang baik. Rasulullah, suatu ketika mengatakan:
"barang siapa beramal pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka terampunilah dosa-dosanya yang telah lalu". Tidak berlebihan memang, kalau Allah menamainya malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan.

Demikianlah kelebihan dan keutamaan malam yang mulia ini. Alangkah sombongnya manusia yang sangat membutuhkan pengampunan dari Allahatas perbuatan-perbuatan mereka yang banyak menyimpang, apabila mereka menyia-nyiakan kesempatan emas yang bersifat tak tentu akan mereka dapatkan di masa-masa yang akan datang. Siapa yang bisa menjamin bahwa usia kita akan sampai Ramadhan tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu merupakan keharusan yang tidak bisa tidak bagi kita, untuk mengejarnya, shingga janji-janji Allah yang telah ditaburkannya itu benar-benar bisa kita dapatkan.

Mengenai kapankah malam itu datang menjemput kita? Rasulullah saw. pernah memberikan penjelasan bahwa malam yang penuh dengan kebaikan (lailatul qadar) biasanya jatuh pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam hadis sahih Rasulullah mengatakan: "carilah dia (lailatul qadar-red.) di sepuluh terakhir di bulan Ramadhan pada hitungan ganjil." (HR. Bukhari Muslim).

Lebih dekat lagi kebanyakan ulama menguatkan pendapat yang mengatakan malam tersebut adalah malam yang keduapuluh tujuh. Pendapat ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang menjelaskannya. Di antaranya perkataan Rasulullah saw. "barang siapa mencarinya, maka carilah di malam yang ke-27." (HR. Ahmad).

Namun demikian, dalam permasalahan ini ulama' berselisih dalam kepastiannya. Akan tetapi mereka sepakat bahwa malam itu jatuh pada sepuluh terakhir Ramadhan. Berangkat dari sini, kita bisa menyikapinya dengan senantiasa mengoptimalkan 10 malam terakhir dalam bulan yang penuh rahmat ini. Dengan begitu kita tidak khawatir akan terlepas dari malam lailatul qadar, karena kita mencarinya hanya pada malam-malam tertentu. Kemudian untuk lebih meyakinkan kita, bagaimana mencari datangnya malam ini, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa pada pagi harinya matahari terbit dengan sinar putih bersih tanpa awan sedikitpun.

Kemudian setelah paparan di atas, kita sebagai hamba Allah yang benar-benar memahami kebenaran kekuasaannya sadar bahwa usaha kita dalam mencari lailatul qadar ini adalah untuk membuktikan dan merealisasikan 'ubudiyah (penghambaan kita) kepada Allah swt., sehingga hal itu mengingatkan kita, seharusnyalah kita bersama-sama mendekatkan diri kapanpun dan di manapun, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Karena penghambaan pada Allah adalah berlanjut sampai kita meninggal dunia. Kemudian Allah juga melihat kesungguhan kita dalam tunduk terhadap perintahnya, bukan saja pada bulan Ramadhan atau pada malam lailatul qadar saja, akan tetapi semuanya. Bukti kita telah mendapatkannya adalah semakin bertambah amal ibadah kita, baik secara kuantitas maupun kualitas pada waktu-waktu mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India