LAILATUL
QADAR DAN CARA MEMPEROLEHNYA
Begitu besarnya kasih yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
Manusia sebagai salah satu hambanya dengan tabiat mereka yang
sering jatuh bangun dalam lumpur dosa. Senantiasa dikasihi dengan
diberikan kemudahan-kemudahan untuk mensucikan diri dari
karat-karat dosa dan kemaksiatan. Tak bisa dibayangkan, sebesar
apa, noda hitam kemaksiatan itu tergores dalam hati, apabila
Allah tidak melimpahkan ampunan-Nya yang maha luas. Salah satu
sifat pengampunan Allah ini, dia bentangkan satu paket madrasah
Ramadhan yang di dalamnya Allah menjanjikan bagi siapa saja yang
mensucikan diri, maka Allah akan memberikannya. Dalam satu hadis
Rasulullah saw. mengatakan: "barang siapa beramal dalam bulan
Ramadhan karena Allah, dengan kesabaran dalam mengharapkan
pahalanya dan terampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR.
Bukhari Muslim).
Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada
hambanya melalui Ramadhan ini, sehingga wajar kalau Rasulullah
mengekspresikan keutamaannya dengan perkataan "apabila umat ini
tahu apa yang ada dalam Ramadhan (baca: rahmat, barakah) niscaya
mereka akan mengharapkan hal itu selama satu tahun penuh." (HR.
Tabrani).
Ada satu peristiwa besar yang merupakan satu kelebihan Ramadhan
ini, yaitu peristiwa turunnya al-Qur'an. Al-Qur'an yang ada di
antara kita ini diturunkan oleh Allah ke 'sama al-dunya' (baca:
langit yang paling dekat dengan dunia) secara serentak pada malam
'lailatul qadar' di bulan Ramadhan untuk kemudian diturunkan ke
Rasulullah secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang
terjadi. Karena lailatul qadar inilah Rasul dalam banyak waktu
senantiasa berusaha keras untuk mendapatkannya. Banyak penjelasan
Rasul yang sampai ke kita, tentang keutamaan-keutamaan malam yang
penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling barakah
di antara malam yang ada, di dalamnya Allah telah menjanjikan
pada hambanya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan
perlindungannya di hari akhir, akan melipat gandakan sampai 1000
bulan untuk amalan-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam ini.
Janji ini secara langsung Allah katakan dalam al-Qur'an surat
al-Qadr (satu surat penuh). Hal ini tentunya cukup bisa
menunjukkan pada kita akan keutamaan malam lailatul qadar ini.
Sebagai hamba yang tak lepas dari lumpur dosa dan kemaksiatan,
kita diminta untuk senantiasa membersihkan noda-noda tersebut
dengan segala macam cara yang memungkinkan. Karena itulah,
Ramadhan dengan lailatul-qadar-nya sebagai satu media yang bisa
mengantarkan kita pada kesucian. Adalah sangat disunahkan bagi
kita untuk berusaha memperolehnya dengan memperbanyak ibadah dan
amalan-amalan yang baik. Rasulullah, suatu ketika mengatakan:
"barang siapa beramal pada malam lailatul qadar dengan penuh
keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka terampunilah
dosa-dosanya yang telah lalu". Tidak berlebihan memang, kalau
Allah menamainya malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan.
Demikianlah kelebihan dan keutamaan malam yang mulia ini.
Alangkah sombongnya manusia yang sangat membutuhkan pengampunan
dari Allahatas perbuatan-perbuatan mereka yang banyak menyimpang,
apabila mereka menyia-nyiakan kesempatan emas yang bersifat tak
tentu akan mereka dapatkan di masa-masa yang akan datang. Siapa
yang bisa menjamin bahwa usia kita akan sampai Ramadhan
tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu merupakan keharusan
yang tidak bisa tidak bagi kita, untuk mengejarnya, shingga
janji-janji Allah yang telah ditaburkannya itu benar-benar bisa
kita dapatkan.
Mengenai kapankah malam itu datang menjemput kita? Rasulullah
saw. pernah memberikan penjelasan bahwa malam yang penuh dengan
kebaikan (lailatul qadar) biasanya jatuh pada malam ganjil pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam hadis sahih
Rasulullah mengatakan: "carilah dia (lailatul qadar-red.) di
sepuluh terakhir di bulan Ramadhan pada hitungan ganjil." (HR.
Bukhari Muslim).
Lebih dekat lagi kebanyakan ulama menguatkan pendapat yang
mengatakan malam tersebut adalah malam yang keduapuluh tujuh.
Pendapat ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang menjelaskannya. Di
antaranya perkataan Rasulullah saw. "barang siapa mencarinya,
maka carilah di malam yang ke-27." (HR. Ahmad).
Namun demikian, dalam permasalahan ini ulama' berselisih dalam
kepastiannya. Akan tetapi mereka sepakat bahwa malam itu jatuh
pada sepuluh terakhir Ramadhan. Berangkat dari sini, kita bisa
menyikapinya dengan senantiasa mengoptimalkan 10 malam terakhir
dalam bulan yang penuh rahmat ini. Dengan begitu kita tidak
khawatir akan terlepas dari malam lailatul qadar, karena kita
mencarinya hanya pada malam-malam tertentu. Kemudian untuk lebih
meyakinkan kita, bagaimana mencari datangnya malam ini,
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa pada pagi harinya matahari
terbit dengan sinar putih bersih tanpa awan sedikitpun.
Kemudian setelah paparan di atas, kita sebagai hamba Allah yang
benar-benar memahami kebenaran kekuasaannya sadar bahwa usaha
kita dalam mencari lailatul qadar ini adalah untuk membuktikan
dan merealisasikan 'ubudiyah (penghambaan kita) kepada Allah
swt., sehingga hal itu mengingatkan kita, seharusnyalah kita
bersama-sama mendekatkan diri kapanpun dan di manapun, tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Karena penghambaan pada Allah adalah
berlanjut sampai kita meninggal dunia. Kemudian Allah juga
melihat kesungguhan kita dalam tunduk terhadap perintahnya, bukan
saja pada bulan Ramadhan atau pada malam lailatul qadar saja,
akan tetapi semuanya. Bukti kita telah mendapatkannya adalah
semakin bertambah amal ibadah kita, baik secara kuantitas maupun
kualitas pada waktu-waktu mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar